Sep 3, 2019
ISBN 978-979-16284-6-4
***
Ratni adalah karyawan pabrik konveksi yang selalu bersitirahat makan siang di bekas warteg dekat pabriknya . Bekas warteg tidak didiami dan hanya digunakan untuk kegiatan nyanyi-nyanyi di hari minggu sore dan sesekali pagi. Suami Ratni teman lama penyewa bekas warteg yang sering dipakai nyanyi-nyanyi di hari minggu tersebut, Bang Laut.
Keseharian yang harus dijalani bagi seorang karyawan pabrik dengan tanggungan anaknya di kampung yang selalu istirahat makan siang di dekat bekas warteg tersebut. Sementara suaminya mulai dicurigai bukan hanya malas tapi juga tidak setia, hal yang membuat banyak pertanyaan tentang apa yang tidak cukup hanya berpasrah diri ? ada yang harus bisa mengubah dan sungguhkan bekas warteg itu bisa membantu ?Bu Nio adalah penjual makanan berbungkus yang tidak pernah ditertibkan karena jualannya tidak permanen. Hal mana sering terjadi disekitar pabrik.
Apa yang mendasari untuk selalu berharap bukan hanya konflik di pabriknya akan tetapi juga konflik rumah tangga dari seorang Ratni? mengapa bekas warteg itu hanya dipakai di hari minggu sore dan sempat menghadapi tentangan ? Apa yang diharapkan dengan orang-orang seperti Bu Nio juga yang lain para aktifis serikat buruh ? Sungguhkah kaitan yang mendasar dari masalah masing-masing orang “Disekitar pabrik” adalah menjadi baik dengan mempercayai ? “Disekitar pabrik” berusaha mengurai ada yang terhubung dan mendasar. Terhubung dengan bekas warteg tersebut. Mengapa ?
info